RSS

Rabu, 18 November 2009

PENINGKATAN PROFESIONALISME AKUNTAN DI MASA PEMULIHAN EKONOMI INDONESIA

Oleh : Hari Gursida *)

PENDAHULUAN

Sejak kurang lebih bulan Juni 1997, negara kita dilanda suatu krisis

ekonomi yang sangat dasyat, yang hingga saat ini pemulihannya masih

terus diupayakan oleh anggota kabinet reformasi. Adapun kejadian

awalnya yaitu adanya penarikan dana oleh para fund manager asing

yang melakukan penarikan besar-besaran, kejadian ini berakibat ter-

kurasnya devisa yang disertai melemahnya mata uang rupiah terhadap

mata uang asing. Dampak lainnya yaitu tingginya tingkat inflasi dan

suku bunga deposito di bank, sehingga hampir seluruh bank mengalami

negatif spread yang berdampak modal bank menjadi negatif. Bagi peru-

sahaan atau perseorangan yang memiliki pinjaman di bank-pun terkena

dampaknya, yaitu mereka harus membayar lebih besar bunga yang harus

dibayarkan atas pinjamannya itu, sehingga banyak perusahaan yang

menunggak karena tidak mampu memenuhi kewajibannya. Di lain pihak

karena daya beli masyarakat menurun, maka produk yang dihasilkan

oleh perusahaan tidak dapat diserap oleh konsumen, keadaan ini mem-

perburuk keadaan dari seluruh sektor riil.

Singkatnya saat ini, keadaannya sebagai berikut :

1. Banyak perusahaan, baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan ja-

sa, & perusahaan dagang mengalami kesulitan keuangan & bangkrut.

2. Banyak bank yang dilikuidasi, akibat negatif spread dan debitur

macet yang semua ini akibat lemahnya pengawasan bank & kelemahan

pengurus dan pemilik bank yang bekerja kurang profesional.

3. Tingkat inflasi tinggi sekali, yang mengakibatkan daya beli

masyarakat menurun.

4. Tingkat pengangguran sangat tinggi.

5. Nilai tukar rupiah kurang stabil.

Hingga saat ini pemerintah masih terus berusaha memulihkan

ekonomi Indonesia, dan memang harus kita akui bahwa arah perbaikan

sudah sedikit menunjukkan hasil, hal ini dapat dilihat dari tingkat

inflasi yang mulai terkendali, suku bunga perbankan sudah mulai

turun dan nilai tukar rupiah mulai dapat dikendalikan dan bantuan

dari IMF dan lembaga keuangan asing terus berjalan. Jika dikaitkan

dengan keadaan dimasa pemulihan ekonomi Indonesia dengan profesi

akuntan, banyak yang bisa dilakukan oleh para akuntan melalui jasa-

nya untuk membantu mempercepat proses pemulihan ekonomi negara kita

ini. Karena bagi perusahaan-perusahaan yang juga sedang mengalami

kesulitan saat ini, perusahaan ini harus mempunyai konsep dan stra-

tegi yang jitu agar bisa tetap bertahan.

Dalam hal ini, peranan informasi akuntansi yang dihasilkan

melalui sistem akuntansi yang baik sangatlah menolong dalam menentu-

kan dan mencari jalan keluar dimasa sulit seperti sekarang ini. Dari

data akuntansi dapatlah diidentifikasi masalah yang sedang dihadapi

masing-masing perusahaan, dan mencarikan berbagai alternatif peme-

cahan yang terbaik dari berbagai alternatif yang ada.

Untuk hal ini peranan akuntan sangatlah besar, karena akuntan-

lah yang dapat membantu manajemen menginterprestasikan data akun-

tansi yang ada dalam suatu perusahaan, dalam hal ini profesionalisme

akuntan sangat menentukan untuk mencarikan jalan keluar di dalam

menghadapi kesulitan yang sedang dialami perusahaan.

KEADAAN DAN MASALAH TENAGA KERJA AKUNTAN DI INDONESIA

Profesi akuntan Indonesia bila dibandingkan dengan profesi

lain memang relatif belum terlalu tua. Profesi akuntan belum dikenal

secara luas oleh masyarakat Indonesia, bahkan pada kalangan usahawan

sekalipun.

Pada dekade 1950-an, juru buku-pun dikenal sebagai akuntan. Se-

hingga banyak kantor administrasi, yang membantu membuat pembukuan &

neraca menamakan dirinya Kantor Akuntan. Dengan dikeluarkannya

Undang-undang Nomor 34 tahun 1954, maka pemakaian gelar akuntan ini

ditertibkan. Hanya yang lulus dari perguruan tinggi negeri saja yang

berhak menggunakan gelar akuntan. Walaupun gelar akuntan sudah ada

pengaturannya, namun jasa akuntan itu sendiri tetap belum dikenal

dengan baik. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan perusahaan Indo-

nesia lebih banyak bertumpu pada perorangan atau keluarga. Tidak

banyak perusahaan yang dimiliki publik secara luas. Perseroan Terba-

tas lebih banyak berupa perseroan tertutup, pemegang sahamnya terdi-

ri dari kerabat atau handai tolan. Kondisi kepemilikan perusahaan

yang demikian tidak memberikan peluang kepada profesi akuntan untuk

tumbuh.

Hubungan kekerabatan dan kolegialitas, tidak memerlukan pihak

independen untuk memberikan penilaian. Perselisihan antar pemegang

saham diakhiri dengan keluarnya pihak yang tidak puas dari perseroan

atau dengan saling pengertian atau bubar. Masalahnya sendiri sering

tidak terpecahkan.

Perkembangan dunia usaha semakin lama semakin cepat dan sangat

bervariasi. Bidang-bidang yang dahulu tidak dibayangkan sebagai

sektor usaha, sekarang menjadi usaha besar. Perkembangan profesi

akuntan terasa lebih meninggi setelah tahun 1985, berbarengan dengan

menggeliatnya Bursa Efek Jakarta. Bunga bank yang tinggi mendorong

orang mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan permodalannya,

persaingan antar perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi dengan

berbagai permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia.

Dalam menghadapi itu semua para pengelola perusahaan sangat membu-

tuhkan informasi akuntansi dalam rangka pengambilan keputusan. Sejak

itulah profesi akuntan mulai dipertimbangkan keberadaannya. Jasa

akuntan sangat diperlukan.

Dalam hal ini, profesionalisme akuntan dituntut semakin tinggi

untuk memenuhi kebutuhan stake holder yang semakin tinggi pula. Kea-

daan ini lebih dipacu lagi dengan globalisasi. Ibarat air, apabila

di suatu tempat meluap, maka luapan akan mengalir ke bawah. Demikian

juga dunia usaha termasuk usaha jasa akuntansi. Apabila persaingan

dipasar dalam negeri sudah sangat sesak, maka dengan globalisasi di

mana batas-batas negara semakin tipis, memungkinkan arena akan

pindah ke negara-negara lain. Negara berkembang menjadi sasaran lim-

pahan ini, khususnya yang potensinya besar seperti negara-negara

berkembang. Disinilah masalah ketangguhan profesionalisme kita diuji.

TINDAKAN-TINDAKAN PEMULIHAN EKONOMI INDONESIA

1. Mengendalikan tingkat inflasi dengan cara mengurangi uang yang

beredar dan memperbaiki jalur distribusi atas kebutuhan pokok.

2. Melakukan likuidasi terhadap bank-bank yang memiliki jumlah mo-

dal yang negatifnya cukup besar, dengan demikian diharapkan hanya

bank yang sehat saja yang layak masih jalan.

3. Mengembalikan daya beli masyarakat yang merosot, dengan jalan

memberikan berbagai skema kredit dengan tingkat bunga yang rendah.

Dengan demikian usaha-usaha kecil yang mengalami kesulitan dana

dapat bangkit kembali.

4. Membangun ekonomi kerakyatan melalui pendirian lembaga pembiayaan

alterantif seperti pendirian Perusahaan Perseroan Permodalan Na-

sional Madani perusahaan ini kegiatannya melakukan investasi pada

perusahaan pasangan usahanya. Pola pembiayaan demikian sangat me-

ringankan para pengusaha, karena tidak ada beban tetap seperti

bunga, tetapi polanya bagi hasil.

5. Melibatkan koperasi dalam kegiatan penyaluran kredit dan distri-

busi kebutuhan-kebutuhan masyarakat luas.

6. Mempermudah prosedur pemberian kredit program yang dilakukan oleh

bank pelaksana.

7. Menurunkan tingkat bunga bank, untuk meringankan beban para

penguasaha.

8. Melakukan rekapitalisasi perbankan, hal ini perlu dilakukan agar

dengan sehatnya kembali bank yang merupakan motor pertumbuhan

ekonomi dapat berfungsi sebagai mana mestinya.

9. Banyak perusahaan yang mengajukan reschedule dan restructure atas

kredit yang diterima dari bank, hal ini diajukan oleh banyak pe-

rusahaan agar tetap terus jalan.

Langkah-langkah tersebut di atas merupakan upaya-upaya pemulihan

perekonomian Indonesia yang sedang dilakukan pemerintah, menurut

saya usaha ini apabila dilakukan secra konsisten disertai dengan

adanya jaminan keamanan dari pemerintah, maka dalam jangka waktu

yang tidak terlalu lama ekonomi indonesia dapat pulih kembali.

Rabu, 11 November 2009

PENTINGNYA MENGAJI PADA USIA DINI

PENTINGNYA MENGAJI PADA USIA DINI

Di jaman yang modern seperti ini, banyak orang tua yang lupa akan kewajibannya dalam mendidik anak-anaknya. Mungkin mereka hanya sebatas memberikan pendidikan sekolah saja,karena biasanya orang jaman sekarang ini lebih mengutamakan urusan duniawi. Apalagi sekarang dunia maya sedang berkembang dengan pesatnya, contohnya dari mulai friendster,facebook,game, dan sebagainya. Kini jumlah anak-anak yang berada di tempat-tempat warnet tersebut lebih banyak dari pada di tempat pengajian. Semestinya para orang tua dapat memberikan pendidikan yang balance antara duniawi dengan akhirat kelak. Misalnya dengan membatasi waktu untuk anak-anak mereka dalam sekolah, bermain, maupun mengaji.

Mengaji itu kalau menurut saya sendiri sangat penting, karena jika pendidikan yang kita dapat dari sekolah tidak akan kita bawa sampai ke akhirat nanti,tetapi jika mengaji atau ibadah yang lainnya selain memberikan pelajaran, ketenangan di dunia, juga akan membantu kita di akhir masa nanti. Harusnya pada usia anak sedini mungkin sudah di ajarkan mengaji, karena biasanya anak-anak itu lebih mudah dalam menangkap pelajaran dari pada orang dewasa. Apabila telah diajarkan dari kecil,itu semua akan menjadi pegangan untuk mereka apabila mereka ingin berbuat yang tidak wajar, setidaknya mereka telah mendapatkan pendidikan dari guru ngaji mereka dan tidak mungkin di lupakan begitu saja. Pendidikan itu akan menjadi pedoman bagi mereka dalam melakukan hidup ini,ada batasan-batasan yang harus mereka jaga ketika mereka melakukan sesuatu.


Maka dari itu ajarkan lah anak-anak, adik-adik, atau keponakan-keponakan kita untuk mengaji pada usia dini, sebagai bekal di akhir nanti. Tentunya harus seimbang dengan pendidikan duniawi. Mengaji pada usia dini rasanya lebih mudah bahkan lebih asik karena masa kanak-kanak itu masih penuh dengan keceriaan, jadi pastinya otaknya masih mudah mencerna pelajaran. Semoga 3 atau 4 th ke depan jumlah anak-anak yang berada di warnet bisa lebih sedikit dari pada di tempat pengajian. Mengajilah pada usia sedini mungkin.

Jumat, 06 November 2009

Hati-hati dan Waspada

Hidup di kota metropolitan seperti Jakarta penuh dengan tantangan, tantangan yang sangat menguji keberanian kita sebagai penghuni kota Jakarta, kerasnya kehidupan dikota ini membuat sebagian orang tidak peduli dengan hati nurani, karena yang mereka fikirkan hanyalah bagaimana caranya agar mereka mendapatkan uang untuk makan, kekejaman lah yang diutamakan oleh mereka,tanpa mereka hiraukan lagi halal atau haramnya uang yang mereka dapat. Dimana ada kesempatan disitulah mereka beraksi terutama di dalam perjalanan,di angkutan umum biasanya.

Di kota Jakarta ada banyak alat transportasi yang sering di gunakan masyarakat, salah satunya adalah kereta api. Kereta api ekonomi yang sangat rentan terjadinya kejahatan, karena pada kereta ekonomi kesempatan kejahatan lebih mudah dan lebih memungkinkan di bandingkan dengan ekonomi Ac atau Express. Kejahatan mungkin setiap hari terjadi di dalam angkutan tersebut, salah satunya adalah penjambretan. Saya punya pengalaman tersendiri mengenai hal itu, 3th terakhir transportasi yang saya gunakan adalah kereta api ekonomi, ada banyak kejadian yang membuat saya lebih hati-hati dan waspada saat mulai menaiki kendaraan tersebut,dan kejadian itu membuat trauma tersendiri untuk saya.

Saat itu saya pulang kuliah sore hari,seperti biasa saya menggunakan kereta. Stasiun demi stasiun terasa aman karena memang saat itu kereta agak kosong / tidak seramai biasanya. Saat itu saya berdua dengan teman saya, tetapi teman saya turun di salah satu stasiun sebelum saya turun di stasiun biasanya. Kira-kira beda 4 stasiun setelah teman saya,baru saya turun. Ketika teman saya turun, tempat duduk yang saya tempati agak sepi, hanya ada 2 orang ibu dan 1 orang bapak yang duduk disebelah kanan saya, sedangkan disebelah kiri saya kosong tidak ada orang. Tetapi di depan saya ada beberapa orang, cukup ramai dari pada bangku yang saya duduki, diantara orang-orang itu ada seorang wanita,karyawan sepertinya yang menggunakan kalung mas yang menyolok, tanpa saya sadari setelah teman saya turun ada 2 orang laki-laki muda duduk disebelah saya beberapa saat,ketika kereta berhenti di suatu stasiun 2 orang itu berdiri,yang satu turun tapi yang satu masih berdiri di depan wanita itu,entah apa yang mereka rencanakan sebelumnya, saya pun tak menduga apa pun saat itu.

Ketika kereta mulai jalan kembali tapi agak pelan, pemuda itu menarik kalung yang ada di leher wanita yang duduk di depan saya sampai kepalanya keluar dan dia teriak kesakitan,tak lama kereta mulai bergerak kencang, dan disaat itu lah pemuda yang tadi masih berada di depan wanita itu turun,dan semuanya teriak JAMBRET….!!!!

Wanita itu sangat shock sekali,wajahnya terlihat sangat pucat, tetapi untungnya kalung yang di jambret tidak sampai ke tangan penjambret itu karena terlilit oleh kemeja yang digunakan oleh wanita itu. Dari kejadian itu, saya sempat mengalami trauma untuk naik kereta dan duduk yang dibelakangnya tak ada jendelanya (jendelanya pecah), karena disitulah tempat yang memudahkan keliaran mereka.

Selain yang jendelanya pecah, berdiri di depan pintu juga memudahkan pelaku kejahatan untuk beraksi. Tapi saat ini saya sudah menghilangkan trauma saya itu, dengan waspada, hati-hati, dan jangan mengundang tentunya,contohnya dengan menggunakan perhiasan yang mencolok.

Ada beberapa hal yang dapat saya ambil supaya nyaman ketika naik kereta :

- Jangan berdiri di depan pintu

- Jaga tas atau bawaan kita pada saat di kereta

- Jangan duduk di pinggir pintu atau yang belakangnya tidak ada jendelanya

- Jangan memakai perhiasan yang mencolok,atau jangan memakai sedikit pun

- Jika kereta penuh, waspadai orang-orang yang mepet-mepet dengan kita.

Mungkin dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita dapat lebih tenang ketika naik kereta ekonomi. Intinya adalah hati-hati dan waspada selalu dimanapun kita berada, terutama di kota Jakarta ini,kota yang sangat keras.