RSS

Jumat, 06 November 2009

Hati-hati dan Waspada

Hidup di kota metropolitan seperti Jakarta penuh dengan tantangan, tantangan yang sangat menguji keberanian kita sebagai penghuni kota Jakarta, kerasnya kehidupan dikota ini membuat sebagian orang tidak peduli dengan hati nurani, karena yang mereka fikirkan hanyalah bagaimana caranya agar mereka mendapatkan uang untuk makan, kekejaman lah yang diutamakan oleh mereka,tanpa mereka hiraukan lagi halal atau haramnya uang yang mereka dapat. Dimana ada kesempatan disitulah mereka beraksi terutama di dalam perjalanan,di angkutan umum biasanya.

Di kota Jakarta ada banyak alat transportasi yang sering di gunakan masyarakat, salah satunya adalah kereta api. Kereta api ekonomi yang sangat rentan terjadinya kejahatan, karena pada kereta ekonomi kesempatan kejahatan lebih mudah dan lebih memungkinkan di bandingkan dengan ekonomi Ac atau Express. Kejahatan mungkin setiap hari terjadi di dalam angkutan tersebut, salah satunya adalah penjambretan. Saya punya pengalaman tersendiri mengenai hal itu, 3th terakhir transportasi yang saya gunakan adalah kereta api ekonomi, ada banyak kejadian yang membuat saya lebih hati-hati dan waspada saat mulai menaiki kendaraan tersebut,dan kejadian itu membuat trauma tersendiri untuk saya.

Saat itu saya pulang kuliah sore hari,seperti biasa saya menggunakan kereta. Stasiun demi stasiun terasa aman karena memang saat itu kereta agak kosong / tidak seramai biasanya. Saat itu saya berdua dengan teman saya, tetapi teman saya turun di salah satu stasiun sebelum saya turun di stasiun biasanya. Kira-kira beda 4 stasiun setelah teman saya,baru saya turun. Ketika teman saya turun, tempat duduk yang saya tempati agak sepi, hanya ada 2 orang ibu dan 1 orang bapak yang duduk disebelah kanan saya, sedangkan disebelah kiri saya kosong tidak ada orang. Tetapi di depan saya ada beberapa orang, cukup ramai dari pada bangku yang saya duduki, diantara orang-orang itu ada seorang wanita,karyawan sepertinya yang menggunakan kalung mas yang menyolok, tanpa saya sadari setelah teman saya turun ada 2 orang laki-laki muda duduk disebelah saya beberapa saat,ketika kereta berhenti di suatu stasiun 2 orang itu berdiri,yang satu turun tapi yang satu masih berdiri di depan wanita itu,entah apa yang mereka rencanakan sebelumnya, saya pun tak menduga apa pun saat itu.

Ketika kereta mulai jalan kembali tapi agak pelan, pemuda itu menarik kalung yang ada di leher wanita yang duduk di depan saya sampai kepalanya keluar dan dia teriak kesakitan,tak lama kereta mulai bergerak kencang, dan disaat itu lah pemuda yang tadi masih berada di depan wanita itu turun,dan semuanya teriak JAMBRET….!!!!

Wanita itu sangat shock sekali,wajahnya terlihat sangat pucat, tetapi untungnya kalung yang di jambret tidak sampai ke tangan penjambret itu karena terlilit oleh kemeja yang digunakan oleh wanita itu. Dari kejadian itu, saya sempat mengalami trauma untuk naik kereta dan duduk yang dibelakangnya tak ada jendelanya (jendelanya pecah), karena disitulah tempat yang memudahkan keliaran mereka.

Selain yang jendelanya pecah, berdiri di depan pintu juga memudahkan pelaku kejahatan untuk beraksi. Tapi saat ini saya sudah menghilangkan trauma saya itu, dengan waspada, hati-hati, dan jangan mengundang tentunya,contohnya dengan menggunakan perhiasan yang mencolok.

Ada beberapa hal yang dapat saya ambil supaya nyaman ketika naik kereta :

- Jangan berdiri di depan pintu

- Jaga tas atau bawaan kita pada saat di kereta

- Jangan duduk di pinggir pintu atau yang belakangnya tidak ada jendelanya

- Jangan memakai perhiasan yang mencolok,atau jangan memakai sedikit pun

- Jika kereta penuh, waspadai orang-orang yang mepet-mepet dengan kita.

Mungkin dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita dapat lebih tenang ketika naik kereta ekonomi. Intinya adalah hati-hati dan waspada selalu dimanapun kita berada, terutama di kota Jakarta ini,kota yang sangat keras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar